TEKNOLOGI

  Ditemukan, Makhluk Hidup Cerdas Mampu "Copy Paste" Gen
 Kemampuan copy paste ternyata juga dimiliki sejenis ganggang atau alga. Suatu jenis alga mampu menyalin gen makhluk hidup lain. Hal ini terungkap dalam temuan peneliti Heunrich-Heine University di Dusseldorf yang dipublikasikan di jurnal Science minggu lalu.

Alga yang pintar menyalin gen lain itu adalah Galdieria sulphuraria. Alga bersel satu ini mampu hidup di lingkungan ekstrem seperti kolam air panas yang mengandung belerang atau area bekas tambang yang mengandung banyak logam berat.

Kemampuan G. sulphuraria beradaptasi pada habitat ekstrem berasal dari berbagai gen yang ia "curi" dari organisme sederhana itu. “Untuk apa berusaha menciptakan hal yang sama, ketika kamu bisa menirunya dari orang lain?” ujar Martin Lercher yang melakukan penelitian.

Lercher dan timnya berusaha merangkai gen G. sulphuraria dan menemukan sedikitnya 5% dari gen algae itu berasal dari salinan gen spesies lainnya yang lebih sederhana. Menurut Lercher, kemampuan itu menarik.

Selama ini, kemampuan menyalin gen hanya ditemukan di organisme prokariotik (tidak memiliki membran inti). G. sulphuraria adalah spesies eukariotik (punya membran inti) pertama yang punya kemampuan itu.

“Selama ini kita berasumsi kalau organisme yang memiliki inti sel tidak bisa menyalin gen dari spesies yang berbeda jenis, itu sebabnya organisme eukariot bergantung pada reproduksi seksual untuk mengombinasikan gen mereka,” Kata Lercher.

Andreas Weber, peneliti lain dari Heunrich-Heine University di Dusseldorf yang juga terlibat dalam penelitian ini, mengungkapkan bahwa kemampuan G. sulphuraria bagaikan sebuah mimpi yang menjadi nyata dalam dunia bioteknologi.

“Galdiera memiliki gen dengan kemampuan yang hebat yang berasal dari organisme lain. Ia mengintegrasikannya dengan gen yang dimilikinya dan mengembangkan menjadi kemampuan beradaptasi dengan lingkungan yang unik,” ujar Weber seperti dikutip Livescience, Jumat (8/3/2013).

Weber juga mengatakan, pengembangan teknologi dan rekayasa genetik ke depan mungkin akan mampu memberikan protein yang sama dengan yang dimiliki G. sulphuraria pada jenis alga lain. Gunanya, untuk menghasilkan alga yang bermanfaat, misalnya untuk menghasilkan biofuel.
Sumber :

 
 
 
"Robot NASA Temukan Tanda Kehidupan di Mars."

Para ahli dari badan antariksa Amerika Serikat, NASA, menginformasi bahwa robot penjelajah Mars, Curiosity atau robot NASA telah menemukan air yang menandakan adanya kehidupan di Mars.

Dilansir express, Rabu (13/3/2013),
setelah Robot Curiosity melakukan
pengeboran terhadap sebuah batu di
Mars, tim peneliti menemukan adanya
kandungan mineral. Hal ini
mengindikasikan ada keberadaan air di beberapa titik Mars.

Keberadaan air ini menunjukkan
bahwa di planet merah itu, terdapat
kehidupan mikroba yang telah ada
sejak jutaan tahun lalu. Sebab, air
merupakan salah satu syarat tanda-
tanda kehidupan seperti yang ada di bumi.

“Ini masih proses awal, karena itu kami
belum dapat memberikan keterangan
lebih lanjut,” ujar Manajer Proyek NASA, Richard Cook.

Hasil penemuan baru Curiosity ini dapat
dirangkai sepenuhnya oleh NASA,
setelah tujuh bulan ia mendarat di
Kawah Gale kuno, Mars. Curiosity akan
tetap berada di Mars dalam misi yang
berlangsung selama dua tahun.

Sumber : Okezone

"Robot NASA Temukan Tanda Kehidupan di Mars."

Para ahli dari badan antariksa Amerika Serikat, NASA, menginformasi bahwa robot penjelajah Mars, Curiosity atau robot NASA telah menemukan air yang menandakan adanya kehidupan di Mars.

Dilansir express, Rabu (13/3/2013),
setelah Robot Curiosity melakukan
pengeboran terhadap sebuah batu di
Mars, tim peneliti menemukan adanya
kandungan mineral. Hal ini
mengindikasikan ada keberadaan air di beberapa titik Mars.

Keberadaan air ini menunjukkan
bahwa di planet merah itu, terdapat
kehidupan mikroba yang telah ada
sejak jutaan tahun lalu. Sebab, air
merupakan salah satu syarat tanda-
tanda kehidupan seperti yang ada di bumi.

“Ini masih proses awal, karena itu kami
belum dapat memberikan keterangan
lebih lanjut,” ujar Manajer Proyek NASA, Richard Cook.

Hasil penemuan baru Curiosity ini dapat
dirangkai sepenuhnya oleh NASA,
setelah tujuh bulan ia mendarat di
Kawah Gale kuno, Mars. Curiosity akan
tetap berada di Mars dalam misi yang
berlangsung selama dua tahun.

Sumber : Okezone

admin "N.P"
 
 

FOTO: Melongok dari ‘Jarak Dekat’ Badai Matahari

 Solar flares have been known …

 

No comments:

Post a Comment

Selamat datang di Rheuem Community, Terima kasih telah berkunjung di blog kami.. Semoga anda berkesan!!